Antropologi Museum

Deskripsi

Mata kuliah ini memberikan pemahaman tentang museum sebagai salah satu bentuk praktik budaya material di masyarakat. Museum bagi antropologi dikenal sebagai “the institutional homeland” karena relasinya pada era kemunculan disiplin ini. Manfaat dari mata kuliah ini yakni (1) memahami salah satu bentuk perwujudan kebudayaan dalam bentuk fisik, (2) memahami bahwa museum memiliki berbagai kepentingan mulai dari pendidikan sampai politik, dan (3) mendapatkan perspektif dan praktik permuseuman yang dapat memberi wawasan untuk profesionalitas kerja antropologi. Pendekatan yang dilakukan yakni (1) museum studies, yang menekankan terhadap museum sebagai salah satu ekspresi budaya, serta (2) museologi, yang menekankan tentang praktik dan pengelolaan museum.

Materi Pembelajaran

  • Museum, antropologi, & the cabinet of curiosities
  • Objek dan koleksi
  • Display dan pameran
  • Metode ‘membaca museum’
  • Museum dan politik kebudayaan
  • Museum, globalisasi, dan industri budaya
  • Museologi baru

Referensi

Pustaka Utama

  • Clifford, James. (1988). Objects and Selves – An Afterwords. in Stocking, Jr. W George (Ed.). 1988. Objects and Others: essay on Museums and Material Culture. The University of Wisconsin Press
  • Hall, Stuart. (1997). “Introduction”. Stuart Hall (ed.), Representation: Cultural Representation and Signifying Practices, hlm. 1-11. London: Sage Publication
  • Kreps, Christina F. (2020). Museums and Anthropology in the Age of Engagement: First Edition. Routledge
  • Kumoro, NB et al (2020). Reading the Museum Angkut; Cultural space Production and exhibition narrative. Sosiohumaniora Vol. 22, No. 3, November 2020
  • Macdonald, Sharon (ed). 2006. A Companion to Museum Studies. Oxford: Blackwell Publishing
  • Rectanus, M.W. (2006). Globalization: Incorporating the Museum. In S. Macdonald (Ed.), A Companion to Museum Studies (pp. 381–397). Oxford: Blackwell Publishing. https://doi. org/10.1002/9780470996836.
  • Tylor, Paul Michael. 1995. Collecting Icons of Power and Identity: Transformation of Indonesian Material Culture in the
    Museum Context. Cultural Dynamics 7(1): 101-124, SAGE Publications London
  • Vergo, Peter (ed). (1989). The New museology. Reaktion Books, London.

Pustaka Pendukung

  • Balloffet, Pierre and François H. Courvoisier, Joëlle Lagier. (2014). From Museum to Amusement Park: The Opportunities and Risks of Edutainment. International Journal of Arts Management, Vol. 16, No. 2, Winter 2014, p. 4-18
  • Barthes, R. (1972). Mythologies: Roland Barthes. Hill and Wang.
  • Bell, Joshua A. (2017) A Bundle of Relations: Collections, Collecting, and Communities. Annu. Rev. Anthropol. 2017. 46:241–59
  • Jacobs, Karen. (2011). Collecting Kamoro: Objects, encounters and representation on the southwest coast of Papua. Leiden: Sidestone Press & Dutch National Museum of Ethnology.
  • Marsanto, Khidir. 2012. Ekshibisi, Kekuasaan, dan Identitas: Tafsir atas Politik Representasi Tiga Museum di Yogyakarta. Antropologi Indonesia Vol. 33 No. 1 2012
  • McGregor, Katherine. (2003) Representing the Indonesian Past: The National Museum from Guided Democracy to The New Order. Indonesia Vol. 75 (April 2003)
  • Munandar, AA, et al. (2011). Sejarah Permuseuman di Indonesia. Jakarta: Direktorat Permuseuman, Direkorat Jenderal Sejarah dan Purbakala, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif
  • Stam, Deirdre C. (1993) The informed muse: The implications of ‘the new museology’ for museum practice, Museum Management and Curatorship, 12;3, 267-283
  • Svasek, Maruska. (2007). Anthropology, Art and Cultural Production. London; Ann Arbor, MI: Pluto Press

Sistem Penilaian

Matrik Penilaian

  • Keaktifan 10%
  • Tugas 20%
  • Kuis 15%
  • UTS 25%
  • UAS 30%

Peer-Assessment

Persentase kontribusi mahasiswa diambil dari nilai yang diberikan anggota kelompok kepada anggota kelompok yang lain (peer-assesment) terkait kontribusi dalam proses pengerjaan tugas dari awal hingga akhir.

  • Skor 100% jika anggota yang dinilai berpartisipasi penuh dari awal hingga akhir
  • Skor 75% jika anggota yang dinilai berpartisipasi aktif meski beberapa kali kurang terlibat
  • Skor 50% jika anggota yang dinilai berpartisipasi meski sering tidak terlibat
  • Skor 25% jika anggota yang dinilai hanya muncul di awal/tengah/akhir saja
  • Skor 0% jika anggota yang dinilai tidak terlibat sama sekali
  • Nilai persentase kontribusi mahasiswa adalah jumlah total penilaian peer-assesment dibagi jumlah anggota kelompok yang menilai.

Umpan Balik Mahasiswa