SNK 3 Menyoal Gerak dan Arah Pembangunan Indonesia Timur
Prodi Antroplologi budaya FIB UB kembali menggelar Seminar Nasional Kebudayaan yang ketiga kalinya. Di helat di Gedung widyaloka UB, seminar yang menjadi bagian dari kegiatan Dies FIB Ke 10 ini dibuka oleh Rektor UB, Prof Dr Ir Nuhfil Hanani AR MS tepat pukul 10.00 WIB pada 16 Oktober 2019. Bertujuan untuk merefleksikan kembali tentang skema besar gerak pembangunan bangsa Indonesia yang berkeadilan khususnya di wilayah timur, SNK 3 mengangkat tajuk “Melacak Gerak dan Arah Pembangunan Indonesia Timur”. Sejumlah narasumber dihadirkan sebagai pembicara diantaranya adalah Gubernur NTT yang diwakili oleh Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan NTT, Drs. Benyamin Lola, M.Pd, Guru besar Antropologi UGM Prof.Laksono M.A, dan Antropolog sekaligus Dosen Antropologi Brawijaya, Hatib Abdul Kadir, M.A, PhD.
Saat membuka acara tersebut Rektor UB menyampaikan bahwa isu pembangunan indonesia timur sangat relevan diangkat sebagai pengawal dan memberikan sumbangsih pemikiran dalam proses pembangunan Indonesia timur. Selanjutnya strategi pemajuan kebudayaan Indonesia timur yang berupa perlindungan, pengembangan, pemanfaatan, dan pembinaan banyak dibahas dalam seminar tersebut. Benyamin Lola, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan NTT menyampaikan ada beberapa objek pemajuan kebudayaan yang dapat digali di NTT yakni; tradisi lisan, manuskrip, adat istiadat, permainan rakyat, olahraga tradisional, pengetahuan tradisional, teknologi tradisional , seni, bahasa, dan ritus. Pada kesempatan yang sama Antropolog Hatib Abdul kadir memaparkan bahwa ada dikotomi pendekatanyang berbeda pada indonesia barat dan indonesia timur. Sehingga pendekatan pembangunan sebaiknya disesuaikan dengan karakter ekologi dan perspektif budaya masyarakat lokal setempat. Guru besar Antropologi UGM Prof.Laksono juga menuturkan bahwa pemajuan kebudayaan tidak mutlak hanya dengan pelestarian, lebih lanjut kerja antropolog adalah penginsafan bersama terkait pembangunan perspektif masyarakat lokal berbasis budaya. Usai diskusi umum kegiatan berlanjut dalam diskusi pararel di FIB Gedung B. Empat panel diskusi berlangsung hingga pukul 16.00 WIB dan seminar berakhir ditutup di gedung Widyaloka. ( may)