Praktik Pengalaman Lapangan: Mahasiswa Antropologi Angkatan 2022 di Desa Madiredo, Pujon, Kabupaten Malang

Mahasiswa Antropologi angkatan 2022 melaksanakan Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) di Desa Madiredo, Pujon Kabupaten Malang. Desa Madiredo menjadi salah satu Desa Mitra dari Program Studi Antropologi, Fakultas Ilmu Budaya. Sebelumnya Desa Madiredo telah menjadi lokasi penelitian mahasiswa Antropologi, dan kini memasuki tahun kedua. Program ini dilaksanakan dalam kurun waktu 6 hari guna memenuhi tugas mata kuliah Metode Penelitian Etnografi sebagai basis pembelajaran di masyarakat. Program ini dilaksanakan dari tanggal 31 Oktober hingga 5 November 2023. Seluruh mahasiswa disebar ke-empat dusun yang ada di Madiredo, yakni Dusun Bengkaras, Dusun Delik, Dusun Lebo, dan Dusun Sumbermulyo. Mereka dibekali dengan tema besar “Membaca Proses Transformasi Sosial Ekonomi Masyarakat Pujon”.

Program ini menjadi langkah awal bagi mahasiswa Antropologi dalam melakukan sebuah penelitian etnografi. Mahasiswa tidak dilepas begitu saja, mereka telah dipersiapkan dan dibekali materi oleh Bu Siti Zurinani selaku Dosen Pengampu Mata Kuliah Metode Penelitian Etnografi. Selain itu, mereka juga didampingi oleh supervisor di tiap dusun untuk memantau perkembangan perolehan data. Pendekatan penelitian yang dilakukan melibatkan metode observasi, wawancara, dan partisipasi langsung ke masyarakat. Melalui penerapan metode etnografi, mahasiswa berupaya memahami secara mendalam akan dinamika budaya, sosial, dan ekonomi masyarakat Desa Madiredo.
Desa Madiredo merupakan wilayah yang mempunyai karakteristik topografi berupa dataran tinggi menjadikan kebanyakan fokus riset mahasiswa terhadap pola ekonomi dalam aspek pertanian dan peternakan. Hasil riset dan kontribusi mahasiswa melalui spesifikasi topik yang beragam dapat menunjukkan bagaimana transformasi sosial ekonomi masyarakat Pujon terutama di Madiredo yang mulai modern mempengaruhi gaya hidup mereka. Meskipun dianggap menjadi desa yang mulai modern, karakteristik gotong royong masih dipegang teguh di desa Madiredo. Secara garis besar riset ini memberikan kesimpulan bahwa Desa Madiredo telah mengadopsi suatu pembaruan namun tidak meninggalkan identitas gotong royongnya.
Program yang diikuti oleh 80 orang ini menjadi kesempatan bagi mahasiswa Antropologi untuk memulai langkahnya dalam dunia penelitian. Di lingkungan yang baru, mereka tidak hanya menjadi pengamat, tetapi aktif terlibat dengan menjadi bagian dari masyarakat setempat. Mereka merasakan dinamika kehidupan sehari-hari, nilai-nilai, dan praktik budaya yang menjadi ciri khas masyarakat. Selain itu, program ini juga memberikan landasan yang kuat bagi mahasiswa untuk mengembangkan pemahaman yang lebih holistik tentang interaksi antara budaya, manusia, dan lingkungannya.