Pelaksanaan Kelas Bilingual pada Mata Kuliah Ethnography of Shouteast Asia Antropologi Universitas Brawijaya
Pada semester ganjil tahun 2023/2024, terdapat sebuah mata kuliah antropologi yang melangsungkan program kelas bilingual, yaitu Ethnography of Southeast Asia. Dalam mata kuliah ini, mahasiswa diwajibkan menggunakan bahasa inggris dalam kegiatan belajar selama satu semester. Mata kuliah Ethnography of Southeast Asia diproyeksikan agar mahasiswa mampu memperdalam komunikasi bahasa inggris terutama dalam hal berbicara. Selain itu, mahasiswa bisa mendobrak batas bahasa karena mampu terlatih dalam mencari sumber data mengenai persoalan di Asia Tenggara dalam lingkup internasional.
Mata kuliah Ethnography of Southeast Asia terdiri dari satu orang dosen dan tujuh orang mahasiswa. Karena jumlah mahasiswa yang sedikit ini, kelas berlangsung sangat intensif dan terfokus dalam pembahasan. Semua mahasiswa terlibat aktif dalam diskusi dan saling menanggapi pembicaraan dengan kritis. Dalam hal ini, mahasiswa menemui berbagai rintangan terutama dalam masalah penyampaian kata menggunakan bahasa inggris, tetapi mahasiswa tetap sanggup melakukannya. Terlebih lagi, dosen selalu menyampaikan rangkuman materi dan diskusi pada setiap perkuliahan berakhir agar mahasiswa lebih matang dalam memahami materi setiap minggu.
Selama pembelajaran, dosen dan mahasiswa menggunakan sistem presentasi dan diskusi. Sebagai awalan, dosen akan membuka mata kuliah dengan pengantar etnografi dan permasalahan internasional yang sering dihadapi di kawasan Asia Tenggara. Di minggu-minggu berikutnya, satu mahasiswa akan menyumbang satu artikel untuk dipresentasikan sendiri menggunakan bahasa inggris, sementara mahasiswa yang lain menyimak dan membuka diskusi menggunakan bahasa inggris juga, begitu seterusnya secara bergantian. Dalam hal ini, mahasiswa masih diberi keringanan sedikit untuk bisa beradaptasi dengan kelas berbahasa inggris, yakni sumber artikel yang diangkat berasal dari buku berbahasa indonesia. Kedua buku tersebut berjudul “Pancaroba Tropika: Perubahan Lingkungan Hidup di Asia Tenggara” dan “Manusia, Alam, & Masyarakat: Kajian Multidisiplin Asia Tenggara”. Kedua buku ini tuntas membahas mengenai berbagai persoalan di Asia Tenggara baik dari yang cukup krusial, hingga yang sangat menarik untuk dibicarakan.
Sementara itu, pada Ujian Tengah Semester mahasiswa diperkenankan mencari satu artikel, berita, atau yang lainnya dalam bahasa inggris untuk dilakukan review secara menyeluruh. Mahasiswa perlu menjabarkan secara detail mengenai permasalahan apa yang diangkat, bagaimana masalah itu sekarang, bagaimana gagasan penulis dalam menulis karyanya, dan pendapat mahasiswa terkait dengan permasalahan yang diangkat. Sedangkan untuk Ujian Akhir Semester, mahasiswa ditantang untuk mencari jurnal antropologi internasional mengenai permasalahan negara-negara di Asia Tenggara yang sama dengan subjek riset skripsi masing-masing mahasiswa. Kemudian, mahasiswa menuliskannya dengan cara yang sama ketika mengerjakan Ujian Tengah Semester.
Pelaksanaan mata kuliah Ethnography of Southeast Asia menjadi pengalaman yang sangat menyenangkan bagi mahasiswa. Kewajiban untuk menggunakan bahasa inggris sebagai bahasa utama dalam perkuliahan ini membuat mahasiswa terdorong untuk mempelajari dan berlatih sebelum melangsungkan presentasi, terutama agar teman dan dosen mampu ikut memahami apa yang disampaikan oleh mahasiswa. Mahasiswa mampu mengembangkan cara-cara mereka dalam menerangkan permasalahan internasional yang terjadi di Asia Tenggara. Selain itu, mahasiswa bisa mengenali variasi pembahasan isu di Asia Tenggara yang ternyata tidak jauh berbeda dengan Indonesia, baik dari segi lingkungan, politik, dan budaya. Eksplorasi studi etnografi lintas negara di Asia Tenggara sangat bermanfaat bagi mahasiswa untuk mempelajari isu internasional lebih jauh, sekaligus menganalisis penulisan etnografi yang khas pada setiap karya tulis.