Menilik Kembali Evolusi Museum: Kuliah Tamu Departemen Antropologi dan Seni Budaya

22 November – Departemen Antropologi dan Seni Budaya menyelenggarakan kuliah tamu bertajuk Object, Artifacts, and Art: Transformative Learning Through Museum and Galleries oleh Dr. Badrul Isa, Associate Professor dari Universiti Teknologi Mara (UiTM), Malaysia. Acara ini dibuka oleh Nanang Endaryanto selaku wakil dekan yang menyampaikan bahwa penting untuk kembali menilik kembali fungsi museum, karena selain berfungsi sebagai ruang pamer museum selalu menghasilkan pemikiran pemikiran yang berarti untuk budaya dan seni. Dimoderatori oleh Irsyad Martias, Ph. D, acara dimulai pukul 09.00 dan dihadiri oleh mahasiswa UiTM, Antropologi, dan seni rupa. 

Dalam presentasinya, Dr. Badrul Isa menjelaskan bagaimana museum dan galeri berperan sebagai katalis untuk pembelajaran transformatif. Ia menyoroti empat poin utama. Museum sebagai alat pendidikan, pelatihan guru dalam lingkungan museum, pembelajaran interdisipliner dan lintas budaya, dan juga hubungan museum dengan antropologi.

Museum tidak hanya menjadi tempat penyimpanan dan pameran artefak, tetapi juga ruang yang mendukung proses pendidikan. Museum menawarkan pengalaman belajar yang unik melalui pameran interaktif, program pendidikan, dan pendekatan berbasis pengalaman (experiential learning). Dalam konteks antropologi, museum juga menyediakan peluang untuk mengajarkan nilai-nilai budaya lokal sekaligus memahami konteks global.

Selain itu, museum dapat menjadi tempat pelatihan guru yang inovatif. Guru dilatih untuk menggunakan koleksi museum sebagai alat bantu pengajaran, yang dapat memperkaya pengalaman belajar siswa. Pelatihan ini mencakup metode storytelling, analisis artefak, hingga simulasi pengalaman budaya, yang membuat pelajaran lebih menarik dan relevan. Museum memungkinkan guru mengembangkan kemampuan lintas disiplin, seperti menggabungkan seni visual dengan sejarah atau sains.

Kemudian museum memainkan peran penting dalam mendukung studi antropologi melalui eksplorasi budaya dan seni dari berbagai perspektif. Museum menjadi sumber data etnografi yang kaya untuk penelitian antropologi terutama untuk mengenal kehidupan budaya yang liyan. Museum juga membantu para antropolog untuk mengetahui bagaimana peradaban berjalan dari masa lalu. Dan hingga saat ini, museum memiliki peran sebagai ruang kontestasi budaya, di mana berbagai interpretasi budaya dapat diperdebatkan dan dieksplorasi.

Dengan penekanan pada berbagai peran museum ini, Dr. Badrul Isa mengajak peserta untuk melihat museum dan galeri sebagai institusi yang tidak hanya menyimpan artefak, tetapi juga sebagai ruang yang mampu menciptakan pembelajaran transformatif dan membangun dialog lintas disiplin serta budaya. Dengan kehadiran mahasiswa dari berbagai latar belakang, diskusi yang hangat dan interaktif turut memperkaya pemahaman tentang peran museum dalam kehidupan modern. (nbl)