Memahami Dinamika Masyarakat dan Infrastruktur Bersama Irsyad Martias
Pada 07/10 program studi antropologi menggelar kuliah tamu berjudul “Membangun Hydraulic Village di Wilayah Karst Gunungkidul: Antara Harapan dan Realita”. Kuliah tamu menghadirkan pembicara yakni Irsyad Martias, M.A., seorang Ph.D. candidate, Asia Pasific Studies, National Chengchi University Taiwan. Kegiatan ini dihadiri mahasiswa kelas Masyarakat dan Infrastruktur yang diampu oleh Manggala Ismanto, M.A.
Irsyad berargumen bahwa permasalahan akses air ternyata tidak hanya semata persoalan kemampuan ekonomi saja. Dari persoalan PDAM di Gunungkidul, ditemukan bahwa banyak agensi-agensi manusia atau non-manusia yang ikut mempengaruhi keterbatasan air. Masalah ekonomi hanya salah satu permasalahan, karena di dalamnya dapat ditemukan kompleksitas seperti topografi, letak kawasan, kerusakan, dan persoalan lainnya. Lebih lanjut, menurut Irsyad, terdapat 3 kelompok masyarakat yakni masyarakat connected (masyarakat yang mendapatkan air), unconnected (masyarakat yang tidak dapat air), dan disconnected (masyarakat yang pernah dapat air).
Infrastruktur pada suatu tempat dapat berkembang, namun di tempat lain dapat juga didisfungsikan. Hal ini disebabkan oleh adanya pandangan yang berbeda antara satu pihak dengan pihak lain. Infrastruktur mengikat ruang dan waktu mulai dari masa lalu, masa kini, hingga masa depan. Perencanaan infrastruktur sangat berorientasi pada masa depan, di mana sifatnya sangat utopis dan tidak dibangun berdasarkan kebutuhan saat ini. Hal tersebut berdampak pada eksekusi yang tidak maksimal berbeda dengan perencanaannya. Ketidak-komplitan tersebut dimaknai berbeda oleh pemerintah dan masyarakat. Para peserta kuliah tamu begitu aktif dan antusias dengan mengajukan beragam pertanyaan yang dapat menghidupkan diskusi. [HAR/D/ANT]