Pertukaran Pelajar Antropologi – Indonesian International Student Mobility Awards (IISMA)

Program beasiswa IISMA (Indonesian International Student Mobility Awards) 2024 telah mengumumkan hasil seleksinya pada Rabu, 20 Maret 2024. Ini merupakan program beasiswa dari Kemendikbudristek dan LPDP (Lembaga Pengelola Dana Pendidikan) yang memberikan kesempatan pada mahasiswa di Indonesia untuk dapat menempuh pendidikan di Universitas luar negeri. Salah satu mahasiswa Antropologi Universitas Brawijaya, Ika Febriyan (2021) dinyatakan lolos dalam program tersebut dan diterima di Vytautas Magnus University, Lithuania.

Dalam wawancara yang dilakukan pada Senin, 25 Maret 2024, Ika menjelaskan alasan mengapa ia memilih Universitas Vytautas Magnus sebagai tujuan studinya. Alasan utamanya adalah karena program studi yang ditawarkan oleh universitas tersebut masih sangat relevan dengan subjek-subjek dalam bidang antropologi. Selain itu, riwayat penerimaan mahasiswa di universitas tersebut pada IISMA di tahun-tahun sebelumnya juga menjadi pertimbangan bagi Ika dalam mendaftar ke universitas itu.

Ika Febriyan: IISMA Awardee

Ika juga menceritakan tentang persiapan dan proses yang telah dilaluinya hingga akhirnya diterima dalam program beasiswa IISMA ini. Ia mengakui bahwa baru mempersiapkan diri untuk mendaftar program beasiswa ini dekat dengan waktu pembukaan pendaftaran IISMA, yang hanya berlangsung satu bulan. Dengan tenggat waktu yang terbatas tersebut, untuk mendapatkan sertifikat kemampuan bahasa inggris, mengambil sertifikat melalui IELTS tidak memungkinkan untuk dilakukan, karena hasilnya baru akan keluar dua minggu setelahnya. Sebagai alternatif, Ika memilih mengambil sertifikat melalui Duolingo English Test yang lebih murah dan lebih mudah diakses, hasil tesnya pun akan keluar dua hari setelahnya.

Ika kemudian menjelaskan, salah satu syarat mendaftar IISMA adalah menulis esai. Bagi Ika, proses menulis esai ini memakan waktu paling banyak, meskipun dibatasi oleh jumlah kata maksimal. Namun, hal ini malah membuatnya makin rumit karena Ika diharuskan menulis esai yang dapat merepresentasikan dirinya dengan jumlah kata yang terbatas. Proses administrasi juga proses yang paling menjengkelkan bagi Ika, banyak pihak yang perlu dihubungi untuk mengurus berbagai berkas yang diperlukan.

Dengan diterimanya Ika di Universitas Vytautas Magnus, ia berharap dapat memperoleh wawasan dan pengetahuan baru yang tidak bisa didapatkannya di universitas asal. Bagaimanapun, ia akan tinggal di negara yang berbeda dengan lingkungan dan budaya yang berbeda pula. Dari situ, Ika yakin akan memperoleh pengalaman dan koneksi baru yang akan menjadi bekal saat ia kembali ke Indonesia. (Ard)