Mahasiswa Antropologi Brawijaya Raih Juara pada Lomba Video Dokumentasi & Promosi Foklor Nusantara Tahun 2023

Bangga, pada Kamis (13/07/2023), 8 mahasiswa program studi Antropologi Universitas Brawijaya berhasil meraih juara dalam perlombaan videografi yang diselenggarakan oleh Jurusan Antropologi dan Sosiologi, FISIPOL, Universitas Malikussaleh.

Lomba video dokumentasi dan promosi foklor nusantara tahun 2023 ini diikuti oleh banyak jurusan antropologi dari universitas di Indonesia lainnya. Universitas Brawijaya berhasil menempati posisi juara I dan juara II dalam perlombaan ini.

Juara I dari perlombaan ini dimenangkan oleh Adilla, Ajiprasojo, dan Farhan yang merupakan mahasiswa Antropologi UB angkatan 2020. Juara I ini membawakan video berjudulkan Keramik dan Prasasti yang menarasikan sejarah dari kampung keramik yang masih menjadi sumber mata pencaharian bagi Masyarakat Dinoyo serta mengisahkan foklor kebudayaan Masyarakat Dinoyo yang tertuang pada prasasti dan keramik. Proses pengambilan video dilakukan di Kampung Keramik, Malang, Jawa Timur.

Klik untuk lihat.

Tidak hanya meraih satu, namun dua juara sekaligus. Ardi (2022), Bagas (2022), Candra (2021), Ella (2021), Naisya (2021), serta segenap tim yang membantu dibalik penulisan skrip, editing, dan pengambilan video juga memenangkan posisi juara II dengan judul video Kreasi Topeng Malangan. Film Kreasi Topeng Malangan ini dikemas dalam wawancara dengan seorang bernama Pak Handoyo yang menceritakan bagaimana kesakralan dalam pembuatan Topeng Malang yang mana Topeng Malangan merupakan salah satu tradisi budaya masyarakat Malang. Video Kreasi Topeng Malangan dibuat di Padepokan Asmorobangun, Malang, Jawa Timur.

Klik untuk lihat.

Pembuatan video juga dibimbing oleh salah satu dosen antropologi UB, Franciscus Apriwan, M.A. Kedua video tersebut masing-masing memiliki durasi sekitar 3-5 menit. Farhan (2020) dan tim menciptakan video yang diikutsertakannya memakan waktu kira-kira dua minggu, berbeda dengan Bagas (2022) dan segenap tim yang menghabiskan waktu sekitar dua bulan untuk survey tempat dan melakukan shooting hingga mengedit video mereka. (JS)