Kuliah Tamu Pengantar Politik Ekologi, Membahas Kelangkaan Air di Kawasan Karst Gunungkidul DIY

Pada 06/10 program studi antropologi menggelar kuliah tamu berjudul: “Mengungkap Kelangkaan Politik Pengaturan Air di Kawasan Karst Gunungkidul, DIY” dengan menghadirkan pembicara Irsyad Martias, M.A., seorang Ph.D. candidate, Asia Pasific Studies, National Chengchi University Taiwan. Kegiatan ini dihadiri mahasiswa kelas Pengantar Politik Ekologi yang diampu oleh Manggala Ismanto, M.A.

Pembahasan dimulai dari kelangkaan air yang terjadi pada masyarakat di wilayah karst Gunungkidul. Irsyad memaparkan bagaimana kondisi daerah tersebut yang sebenarnya memiliki pasokan air yang cukup bagi masyarakatnya. Namun, letak air yang sulit dijangkau membuat pasokan air yang ada tidak dapat dimanfaatkan secara maksimal. Beragam upaya telah dilakukan namun terlihat tidak ada yang cukup berhasil untuk diteruskan sebab ada kendala.

Masyarakat kurang dibekali akan pengetahuan mengenai kondisi lingkungan. Dengan demikian, ketika terdapat suatu proyek yang menangani masalah air terhenti maka masyarakat tidak dapat kembali melanjutkannya. Mengelola sumber daya tentu memerlukan ilmu sehingga hal ini akan menyulitkan jika masyarakat tidak ikut dilibatkan dalam pelaksanaannya.

Kita tidak dapat mengatakan bahwa kelas sosial merupakan satu-satunya faktor penentu dalam kemudahan akses terhadap suatu sumber daya melainkan terdapat banyak faktor lainnya. Dalam pemanfaatan sumber daya memang melibatkan banyak agensi tidak hanya negara. Negara pada dasarnya memiliki niatan untuk memberikan akses air ke seluruh masyarakat namun ada suatu keterbatasan seperti teknologi, infrastruktur, serta kurangnya pemahaman pemerintah setempat terkait kondisi daerahnya.

Dapat kita pahami bahwa hal ini tidak hanya mengenai permasalahan suatu kelas sosial. Pengendalian sumber daya yang dilakukan secara terpusat ataupun dari jauh nyatanya dapat mengeliminasi aktor-aktor yang mengelola sumber daya tersebut secara langsung. Pada intinya, pemanfaatan dan pengolahan terkait sumber daya tidak dapat dimonopoli oleh satu aktor saja. Hal ini dikarenakan ada keterbasan tertentu yang mana akan menciptakan suatu agensi lain dalam mengatur sumber daya tersebut. [HAR/D/ANT]