Sosiokultural dan demografi seakan menjadi dua sisi mata uang yang berlainan. Namun sisi yang berlainan ini justru berusaha untuk melengkapi satu dengan lainnya. Hal ini tergambarkan pada kajian Antropologi Kependudukan (demografi) dimana cara kerja ilmu antropologi ikut serta diterapkan dalam studi kajiannya. Isu yang ramai diperbincangkan saat ini di Indonesia bahkan dunia adalah terkait perawatan lansia. Menyikapi hal tersebut Kamis 7 November 2019 Program Studi Antropologi Universitas Brawijaya menyelenggarakan kuliah tamu dengan mengundang Dr. Elisabeth Schroder-Butterfill, BA, MSc, DPhill sebagai pembicara yang dipandu oleh Siti Zurinani selaku moderator. Dr. Elisabeth merupakan dosen Gerontology di Universitas Southampton Inggris yang memiliki fokus kajian penelitian pada isu penuaan, perjalanan hidup dan pengembangan jejaring sosial dalam masyarakat transisi. Kuliah tamu berlangsung di Aula Fakultas Ilmu Budaya Gedung A dengan dihadiri oleh seluruh mahasiswa antropologi, dosen dan masyarakat umum.

Dr. Elisabeth menjelaskan bahwa keberadaan antropologi dalam bidang kajian demografi tidak terlepas dari adanya perkembangan kajian populasi. Perkembangan kajian populasi memberikan tantangan besar bagi ilmu antropologi maupun demografi salah satunya terkait masalah pembangunan. Demografi digunakan sebagai dasar oleh negara dalam membuat perencanaan pembangunan. Menurut Dr. Elisabeth Schroeder-Butterfill Indonesia akhir-akhir ini mengalami peningkatan jumlah penduduk pada usia lanjut atau lansia. Hal ini menyebabkan mereka para berada dalam kondisi yang rentan terutama terkait dengan program pembangunan. Peningkatan jumlah penduduk pada usia lanjut ini jika tidak segera diselesaikan tentu dapat memicu munculnya banyak permasalahan. “Antropologi dapat menjadi solusi yang konstruktif dan humanis dalam mengkaji dan mengatasi permasalahan kerentanan pada lansia” kata Elisabeth Schroeder-Butterfill. [NM/KKN-M/ANT]