Himpunan Mahasiswa Antropologi Universitas Brawijaya Menggelar WEBINAR KABARI “Discover yourself: Who Are You? What You Love? What You Are Good At?”

Pada hari Sabtu, 29/5 diselenggarakan sebuah webinar yang dipersembahkan oleh Himpunan Mahasiswa Antropologi Universitas Brawijaya. Webinar tersebut diberi judul, “Discover yourself: Who Are You? What You Love? What You Are Good At?” Mengusung tema mental-health yang sedang tren akhir-akhir ini, dibawakan pemateri kredibel, yaitu Putu Rarasati S.Psi. dari Social Connect.

Acara dimulai pukul 14.57 WIB dengan pembukaan singkat oleh moderator yang kemudian dilanjut sesi interaktif menggunakan slido.com. Dengan sesi ini, webinar Kabari ini tidak biasa dan tentu saja menarik. Pada sesi ini, moderator menjajak pendapat para peserta melalui beberapa pertanyaan yang diberikan. Lalu setelah sesi ini, pemateri mulai memaparkan materinya.

Sharing tentang mengenal diri sendiri, banyak cara untuk melakukannya, salah satunya ikigai. Ikigai adalah istilah Jepang yang berarti alasan hidup seseorang sehari-hari. Secara bahasa, iki artinya life (hidup) dan gai yang artinya value atau nilai.

Ikigai memberikan kita hal-hal positif jika diterapkan dengan baik, seperti umur panjang, motivasi hidup, pemikiran sederhana, dan diversifikasi kegiatan sehari-hari. Pertama, umur panjang, lansia merasa perlu meneruskan kebajikan kepada generasi berikutnya. Memberikan mereka alasan hidup yang lebih lama. Kedua, motivasi dan cepat beraksi. Ketika kita belajar dari orang yang telah sesuai dengan visinya satu sama lain, kita bisa memotivasi diri sendiri melalui itu. Ketiga, berpikir sederhana. Ikigai mengajarkan kita bahwa untuk berperilaku bagus tidak perlu big step, small step saja cukup selama berdampak kepada orang lain. Dengan ikigai, melakukan hal-hal kecil dapat mencapai tujuan besar. Lalu terakhir, Mendiversifikasi kegiatan sehari-hari. Memberikan pemahaman baru kepada kita bahwa setiap kegiatan tidak hanya ditujukan untuk mendapatkan gaji semata.

Ikigai juga  memiliki 4 elemen penting, yakni:

  1. What you love, apa yang menurutmu menyenangkan, yang membuatmu ingin bekerja tanpa harus dibayar.
  2. What the world need. Dampak apa sih yang dapat kita kasih kepada komunitas atau masyarakat. Jangan hanya bikin senang, tapi juga berdampak kepada orang lain.
  3. What are you good at. Sesuatu yang kita kuasai.
  4. What you can paid for. Cari pekerjaan yang sesuai dengan penghasilan yang layak untuk kita.

Sederhananya, untuk menentukan ikigai, pastikan kegiatan itu kita sukai, ahli, dibutuhkan dunia, dan dapat dibayarkan dengan layak. ikigai pun perlu dieksplorasi lebih dalam, tidak bisa hanya dengan berpikir 1-2 menit.

Selain elemen penting, Kak Raras juga menjelaskan kelima pilar ikigai yang penting tentu saja. (1) Starting small, dengan ikigai, kita diajari untuk berpikir lebih kecil dengan membangun aksi-aksi kecil. (2) Releasing oneself, keputusanmu jangan ditentukan oleh orang lain. Kalau kata Brene Brown, “Let go of who you think you are supposed to be and be who you are.” (3) Harmony and sustainability, hiduplah dengan memberi dampak kepada orang lain. (4) The joy of little thing, memberikan penghargaan diri terhadap setiap langkah kecil yang telah dibuat. Serta, (5) Being in the here and now, rasakan perasaan saat ini. Jangan menghakimi atau memikirkan sesuatu yang belum tentu terjadi.

Ikigai adalah istilah Jepang yang merupakan prinsip tentang nilai-nilai kehidupan yang menjadi alasan kita untuk bangun tidur setiap hari. Setiap ikigai orang-orang berbeda, tetapi setidaknya sama-sama mencari makna hidup. Menurut Kak Raras, ikigai adalah long life learning, jadi nikmati setiap langkah perjalanannya. [NKH/H/ANT]